Muhammad Kadrial:
Tak puas dengan kemudahan
Sosoknya sederhana. Gaya bertuturnya juga halus dengan logat khas orang Minang. Namun, di balik kesederhanaan itu nama Muhammad Kadrial seolah tidak terpisahkan dengan eksistensi PT Repex Wahana atau RPX Group, perusahaan logistik nasional.
Kadrial, Vice President Operation & Customer Service PT Repex Wahana, adalah salah satu motor pengubah mitra Fedex raksasa jasa logistik asal AS menjadi salah satu perusahaan terdepan dalam 12 tahun terakhir.
Tangan dingin Kadrial menjadikan perusahaan ini memiliki keunggulan piranti teknologi sehingga menempatkan perusahaan sebagai salah satu pemain besar di bidang layanan pengiriman barang dan dokumen.
Pencapaian itu bukan dalam hitungan semalam. Dia meniti karier sejak awal sebagai manajer operasional lebih dari satu dekade lalu di perusahaan tersebut.
Ayah dua anak ini jeli mengamati potensi perusahaan dan mampu mengoptimalkan inovasi pelayanan jasa di perusahaan ini.
Sejumlah kontribusi dia berikan hingga perusahaan ini memiliki tujuh anak perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan one stop logistic, domestic, freight, airlines, warehouse, clearance, dan international express.
"Yang penting, orang tidak pernah berhenti belajar. Bisa belajar lewat pekerjaan, pengalaman hidup sendiri yang pernah salah, atau dari sekolah. Konsep saya adalah sepanjang orang mau belajar, dia pasti bisa," ujar Kadrial yang mengaku bangga dilahirkan sebagai orang Minang ini.
Prinsip itu yang mengantarkan pria bertubuh segar ini menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Selain itu belajar dari banyak sumber, kesuksesan menjadi salah satu eksekutif di perusahaan juga dipengaruhi pola didik sang ayah.
Salah satu amanat sang ayah yang sangat dia ingat adalah semua hal tidak mungkin datang dengan percuma, tetapi harus didapat dengan berusaha.
Dari pemahaman itu, dia mengaku mendapatkan manfaat untuk meraih apa yang dia anggap sukses dalam hidupnya, termasuk memperkuat etos kerja keras dan kegigihan dalam berusaha.
"Kata ayah saya dulu, kalau saya selalu puas mendapatkan sesuatu dengan mudah, saya tidak akan punya mental kerja keras dan usaha. Jadi setiap kali saya minta Rp100, ayah saya pasti memberi di bawah itu," kenangnya.
Lebih baik
Bagi pria kelahiran Payakumbuh, Sumbar 48 tahu lalu, hidup harus membuat orang semakin cerdas. Ini juga harus ditambah dengan kemauan belajar untuk mengubah hidup lebih baik.
Dia sangat konsisten dengan itu. Apalagi mengingat perjalanan hidupnya yang relatif susah sehingga membuat lelaki ini kaya akan pengalaman hidup.
Pengalaman Kadrial dalam mengenal kerja, khususnya saat dia mulai memahami motif ekonomi untuk bekerja, bermula dari perjalanan usaha sang ayah sebagai pedagang ayam petelur.
Usaha ini membuat Kadrial kecil sudah akrab dengan dunia usaha jual beli dan jasa layanan pelanggan.
Saat ayahnya memutuskan mengalihkan usaha berdagang pakaian di Pasar Minggu Jakarta Selatan, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini pun belajar mengakrabi usaha jual beli pakaian.
"Waktu itu saya gagal ujian Sipenmaru dan ayah saya meninggal. Saya memutuskan untuk meneruskan usaha dagang pakaian ayah dan menunda rencana kuliah," ujarnya seraya menambahkan sang ibu yang meninggal ketika dia duduk di bangku SD.
Takdir berkata lain. Pasar tempat usaha dagang pakaian terbakar sehingga Kadrial tidak lagi memiliki peluang berdagang di sana.
Rencana hidupnya berubah setelah dia berkeinginan melanjutkan kuliah sembari bekerja. Pilihannya jatuh di Akademi Pimpinan Perusahaan Pasar Minggu jurusan akutansi.
Memulai profesi sebagai staf akunting perusahaan kosmetik Sariayu Martha Tilaar. Enam tahun berjalan, Kadrial yang tekun dikenal sebagai sosok pimpinan yang loyal dan pekerja keras.
Setelah merasa cukup berkarir, Kadrial mengundurkan diri dari Sariayu dan berganti haluan sebagai staf manajemen perusahaan di perusahaan minyak milik Harsha E. Joesoef, yang kini menjadi pemilik, pendiri, sekaligus CEO PT Repex Wahana.
"Saya melamar ke perusahaan minyak Pak Harsa sebelum dia buka RPX. Sejak 1989, saya kenal beliau hingga 1997. Perusahaan minyak kemudian dia jual dan saya ikut di sini [RPX]," ujar pria yang murah senyum itu.
Pria yang tegas memegang prinsip itu kini bisa menikmati buah dari pengalamannya. Setiap akhir pekan, pria yang berbahagia dengan keluarganya itu menghabiskan waktu bersama dengan mengajak si bungsu berenang atau menengok anak sulung yang tengah menempuh pendidikan pesantren di Bogor.
Jika sedang sumpek, Kadrial melampiaskan persoalan pekerjaan itu ke hadapan teman-teman satu SMA atau kuliah yang secara rutin menggelar reuni di kafe atau pusat keramaian lain di Jakarta.
"Saya tidak pernah bawa masalah pekerjaan di rumah, demikian sebaliknya. Dengan teman-teman sekolah saya bisa lepas dan lupa semua masalah," ujarnya sembari tertawa renyah.
(wulandari@bisnis.co.id)